PakAgus.com. Pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pembelajaran sebaiknya diawali dengan proses perencanaan pembelajaran dan perencanaan asesmen. Pendidik perlu merancang asesmen yang dilaksanakan pada awal, proses, dan akhir pembelajaran. Perencanaan asesmen, terutama pada asesmen awal pembelajaran perlu dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid sehingga rancangan pembelajaran sesuai dengan tahap capaian murid.
Pelaksanaan asesmen pembelajaran diharapkan dapat memberikan informasi faktual atas pencapaian perkembangan atau hasil belajar murid. Bentuk asesmen ini meliputi asesmen formatif dan sumatif.
Asesmen formatif dan asesmen sumatif merupakan dua jenis penilaian yang diterapkan di dalam Pembelajaran Mendalam pada Kurikulum Merdeka. Kedua jenis asesmen ini memiliki perbedaan, baik dari segi waktu pelaksanaan, tujuan, fungsi, bentuk, dan sifatnya.
Perencanaan Asesmen
Di dalam perencanaan asesmen, pendidik dapat mengadopsi, mengadaptasi, atau mengembangkan perencanaan asesmen secara mandiri. Jika pendidik memutuskan untuk mengembangkan sendiri perencanaan pembelajaran, maka pendidik perlu merencanakan asesmen yang akan digunakan. Berikut adalah beberapa pertimbangan dalam perencanaan asesmen.
1. Perencanaan asesmen diawali dengan penentuan tujuan, baik yang berfokus pada proses pembelajaran maupun pada ketercapaian tujuan pembelajaran.
2. Setelah tujuan asesmen dirumuskan, pendidik memilih dan/atau mengembangkan instrumen asesmen sesuai tujuan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih/mengembangkan instrumen, antara lain: karakteristik murid, kesesuaian asesmen dengan rencana/tujuan pembelajaran dan tujuan asesmen, kemudahan penggunaan instrumen untuk memberikan umpan balik kepada murid dan pendidik.

Asesmen pada pembelajaran mendalam tetap menerapkan bentuk asesmen formatif dan sumatif dengan penekanan pada asesmen autentik dan holistik. Asesmen formatif memberikan umpan balik selama proses pembelajaran, sementara asesmen sumatif dilaksanakan untuk mengetahui capaian pembelajaran secara menyeluruh.
Asesmen dilakukan untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran, bukti yang dimaksud dapat berupa catatan kemajuan belajar murid, performa atau nilai/skor hasil belajar murid.
Asesmen pada Pembelajaran Mendalam
Di dalam pembelajaran mendalam, asesmen tidak hanya berfungsi untuk mengukur hasil belajar, tetapi juga menjadi bagian penting dari proses pembelajaran itu sendiri. Dua jenis asesmen utama yang digunakan adalah asesmen formatif dan sumatif, dengan penekanan pada asesmen autentik dan holistik.
1. Autentik, asesmen yang merepresentasikan realitas kehidupan atau konteks sehari-hari, berfokus pada proses dan produk belajar dalam konteks yang nyata dan bermakna. Bertujuan mengukur kompetensi nyata, seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, berpikir kreatif, kolaborasi, dan komunikasi.
2. Holistik, asesmen yang melihat keseluruhan aspek kemampuan siswa secara utuh dan terpadu (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Dapat terintegrasi dalam berbagai dimensi pembelajaran untuk memberi gambaran komprehensif terhadap perkembangan belajar siswa.
Asesmen dalam pembelajaran memiliki tiga fungsi utama, yaitu assessment as learning untuk refleksi diri murid dan refleksi proses pembelajaran yang membantu murid belajar menjadi pemelajar aktif dan mandiri, assessment for learning untuk membantu pendidik memperbaiki proses pembelajaran, dan assessment of learning untuk menilai capaian pembelajaran murid pada akhir pembelajaran. Baik asesmen sumatif maupun asesmen formatin kedua merupakan :
- cara untuk menilai pembelajaran murid;
- kesempatan untuk menerima dan memberikan umpan balik; dan
- cara untuk mengevaluasi keefektifan pengajaran dan pembelajaran
Perbedaan Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif
Meskipun sama-sama berfungsi untuk menilai pembelajaran, asesmen sumatif dan asesmen formatif memiliki beberapa perbedaan mendasar, baik dari pengertian,ย tujuan, waktu pelaksasanaan, bentuk, dan sifatnya. Untuk memahami tentang kedua jenis asesmen tersebut, berikut penjelasan mengenai perbedaan asesmen formatif dan asesmen sumatif.
1. Asesmen Formatif
a. Pengertian
Asesmen formatif adalah asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan murid untuk memperbaiki proses belajar. Informasi tersebut digunakan sebagai umpan balik bagi murid untuk mengembangkan kemampuan dalam memonitor proses dan kemajuan belajar sebagai bagian dari keterampilan belajar sepanjang hayat. Sementara itu, bagi pendidik hasil asesmen digunakan untuk merefleksikan dan meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Asesmen dalam pembelajaran difokuskan pada asesmen formatif, dengan bentuk dan teknik yang beragam disesuaikan dengan kebutuhan murid, kesesuaian asesmen dengan rencana/tujuan pembelajaran, kemudahan penggunaan instrumen untuk memberikan umpan balik kepada murid dan pendidik.
b. Tujuan
Asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran.ย Asesmen ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar, hambatan atau kesulitan yang dihadapi murid. Asesmen formatif juga digunakan untuk memperoleh informasi perkembangan murid dalam proses pembelajaran. Informasi tersebut merupakan umpan balik bagi pendidik dan murid.
1) Bagi pendidik, asesmen formatif berguna untuk merefleksikan strategi pembelajaran yang digunakan, serta untuk meningkatkan efektivitasnya dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Asesmen ini juga memberikan informasi tentang kebutuhan belajar individu murid yang diajar.
2) Bagi murid, asesmen formatif berguna untuk melakukan refleksi dengan memonitor kemajuan belajar, tantangan yang dialami, serta langkah-langkah yang perlu ia lakukan untuk meningkatkan capaiannya secara berkelanjutan,
c. Waktu Pelaksanaan
Asesmen formatif dapat berupa asesmen pada awal dan saat pembelajaran untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan murid untuk memperbaiki proses belajar. Asesmen pada awal pembelajaran digunakan untuk mengetahui kesiapan murid dalam mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan.ย
Berdasarkan hasil asesmen awal pendidik bisa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid. Asesmen formatif pada saat pembelajaran digunakan sebagai dasar dalam melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses belajar yang dapat dijadikan acuan untuk perencanaan pembelajaran dan melakukan revisi apabila diperlukan.
d. Bentuk
1) Assessment as Learning untuk refleksi diri murid dan refleksi proses pembelajaran
Contoh: Jurnal reflektif, self-assessment, peer assessment, dan checklist kemajuan belajar.
2) Assessment for Learning untuk perbaikan proses pembelajaran
Contoh: Peta konsep, umpan balik formatif, Classroom Assessment Technique (CATs), observasi, dan exit ticket.
e. Sifat
Penilaian formatif bersifat diagnostik, yaitu untuk menemukan kelemahan di dalam proses untuk selanjutnya dilakukan perbaikan. Karena bersifat diagnostik, maka pelaksanaan asesmen formatif dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai murid yang mengalami hambatan atau kesulitan belajar dan perkembangan belajar murid.
2. Asesmen Sumatif
a. Pengertian
Asesmen sumatif adalah penilaian yang dilakukan di akhir pembelajaran atau akhir periode tertentu, seperti akhir bab, akhir semester, atau akhir tahun ajaran. Tujuan utamanya adalah menilai pencapaian akhir murid dan biasanya hasilnya dicatat sebagai nilai resmi..
b. Tujuan
Asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar murid sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian hasil belajar murid dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar murid dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang.
Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini, asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui capaian perkembangan anak dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas atau kelulusan.
Fungsi asesmen sumatif:
- menilai pencapaian hasil belajar murid dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu;
- membandingkan capaian hasil belajar murid dengan kriteria yang telah ditetapkan; dan
- menjadi dasar pertimbangan untuk menentukan kelanjutan proses belajar murid, baik di kelas maupun jenjang berikutnya.
c. Waktu Pelaksanaan
Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran), pada akhir semester. Khusus asesmen pada akhir semester, asesmen ini bersifat pilihan.
Jika pendidik merasa masih memerlukan konfirmasi atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar murid, maka dapat melakukan asesmen pada akhir semester. Sebaliknya, jika pendidik merasa bahwa data hasil asesmen yang diperoleh selama 1 semester telah mencukupi, maka tidak perlu melakukan asesmen pada akhir semester.
d. Bentukย
Assessment of Learning untuk penilaian capaian pembelajaran murid pada akhir pembelajaran
Contoh: Tes lisan, tes tertulis, laporan, penilaian projek, dan portofolio.
e. Sifat
Penilaian sumatif bersifat evaluatif, karena menilai hasil akhir belajar secara keseluruhan. Asesmen sumatif dengan penekanan pada asesmen autentik dan holistik dilakukan di akhir topik/tujuan pembelajaran untuk mengevaluasi pencapaian kompetensi secara menyeluruh.
Kesimpulan :
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka perbedaan asesmen formatif dan asesmen sumatif dapat disimpulkan sebagai berikut.
| Aspek | Asesmen Formatif | Asesmen Sumatif |
| Tujuan | Memperbaiki proses belajar, memantau kemajuan. | Mengukur hasil akhir, menilai pencapaian tujuan. |
| Waktu | Selama (di awal, di tengah, di akhir) pembelajaran. | Di akhir periode pembelajaran (akhir bab, semester, tahun). |
| Fokus | Proses belajar, pemahaman murid. | Hasil akhir, penguasaan materi. |
| Penggunaan Hasil | Umpan balik untuk guru dan murid, perbaikan. | Penentuan nilai rapor, kelulusan, promosi. |
| Sifat | Diagnostik (menemulakan kelemahan pembelajaran) | Evaluatif (menilai hasil akhir belajar) |
| Contoh | Kuis singkat, tugas harian, refleksi, diskusi. | Ulangan harian/akhir semester, ujian, proyek akhir. |
Demikian perbedaan asesmen formatif dan asesmen sumatif. Semoga bermanfaat.***
Eksplorasi konten lain dari Pak Agus
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
