PakAgus.com. Berikut ini adalah Panduan Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pelaporan Hasil Kokurikuler. Kokurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan untuk penguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan kegiatan Intrakurikuler dalam rangka pengembangan karakter dan kompetensi murid.
Setidaknya terdapat 3 (tiga) tujuan penting di dalam penyelenggaraan kokurikuler, yaitu : (1) memperdalam pemahaman murid terhadap materi yang telah dipelajari di kelas; (2) memberikan pengalaman baru yang memperkaya wawasan dan kompetensi murid; dan (3) menguatkan pendidikan karakter murid serta mengembangkan kompetensi yang mendukung keberhasilan akademis dan karir.
Kompetensi yang dimaksud sebagai tujuan dri kokurikuler adalah delapan dimensi profil lulusan, yaitu: 1) keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; 2) kewargaan; 3) penalaran kritis; 4) kreativitas; 5) kolaborasi; 6) kemandirian; 7) kesehatan; dan 8) komunikasi.
Di dalam mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan kokurikuler perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan baik oleh guru. Selain itu, untuk mengukur ketercapaian kegiatan, guru juga perlu memahami bentuk asesmen kokurikuler yang dipilih serta cara pelaporannya.

Panduan Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pelaporan Hasil Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil. Untuk memahami alur kegiatan kokurikuler tersebut, di bawah ini adalah Panduan Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pelaporan Hasil Kokurikuler.
1. Perencanaan Kokurikuler
a. Penentuan Tim Kerja Kokurikuler
Tahapan kerja pertama dalam pengembangan kegiatan kokurikuler adalah pembentukan tim kerja. Pembentukan tim ini dilakukan untuk memastikan bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan kokurikuler berjalan secara terstruktur, kolaboratif, dan berkesinambungan.
Pada awal tahun ajaran, kepala satuan pendidikan membentuk tim kerja kokurikuler yang terdiri atas kepala satuan pendidikan, guru yang ditugaskan sebagai koordinator kokurikuler (dalam peraturan yang mengatur beban kerja guru disebut koordinator pembelajaran berbasis projek), guru kelas dan/atau guru mata pelajaran, tenaga kependidikan, serta warga satuan pendidikan lainnya yang relevan.
Pembentukan tim ini merupakan wujud nyata kepemimpinan kepala satuan pendidikan dalam merancang kegiatan kokurikuler yang berdampak bagi penguatan kompetensi murid.
b. Analisis Satuan Pendidikan
Tahapan kerja selanjutnya adalah analisis satuan pendidikan. Kegiatan kokurikuler memiliki tujuan akhir untuk mencapai delapan dimensi profil lulusan melalui kurikulum satuan pendidikan, sehingga semua bentuk kegiatan kokurikuler berorientasi pada kebutuhan belajar murid dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya.
Pemanfaatan analisis ketika menyusun kurikulum satuan pendidikan menjadi dasar perencanaan kegiatan kokurikuler. Analisis satuan pendidikan yang dimaksud dalam perencanaan kokurikuler merupakan analisis lanjutan yang berfokus untuk memetakan tujuan dan perencanaan kegiatan kokurikuler agar berbasis pada kebutuhan satuan pendidikan dan murid.
Analisis lanjutan untuk perencanaan kokurikuler terkait dengan kebutuhan belajar murid, sumber daya yang dimiliki oleh satuan pendidikan, pemanfaatan sumber daya tersebut pada kegiatan kokurikuler, serta fasilitasi kebutuhan belajar murid. Identifikasi kebutuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya kepala satuan pendidikan memimpin diskusi dengan pendidik, melakukan observasi, memeriksa dokumen hasil pembelajaran, dan analisis untuk mengidentifikasi delapan dimensi profil lulusan yang masih memerlukan penguatan. Dimensi yang masih memerlukan penguatan, cara melakukan penguatan, dan tindak lanjut dari kegiatan penguatan dimensi tersebut.
c. Membuat perencanaan berdasarkan hasil analisis
Dari hasil analisa keempat hal diatas, satuan pendidikan lalu menentukan:
1) Dimensi profil lulusan yang akan dipilih
Di dalam kegiatan kokurikuler, hasil analisis pada tahapan sebelumnya menjadi dasar satuan pendidikan menentukan dimensi profil lulusan yang akan disasar dalam kegiatan kokurikuler.
2) Tema dalam kegiatan kokurikuler
Keberadaan tema berfungsi mengaitkan kegiatan kokurikuler sesuai dengan konteks sosial budaya dan karakteristik murid. Tema dikembangkan oleh satuan pendidikan diperbolehkan menggunakan inspirasi tema dalam panduan ini. Namun satuan pendidikan didorong untuk membuat tema-tema lain yang kontekstual dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Ccntoh referensi tema kokurikuler dapat dibaca di sini.
3) Bentuk kegiatan kokurikuler
Kegiatan kokurikuler diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk utama yang dapat dipilih dan dikembangkan oleh satuan pendidikan sesuai dengan karakteristik murid dan konteks satuan pendidikan. Kokurikuler pada pendidikan kesetaraan dilaksanakan paling sedikit melalui pemberdayaan dan keterampilan. Bentuk kegiatan kokurikuler dapat dibaca di sini.
4) Tujuan Pembelajaran
Setelah menentukan delapan dimensi profil lulusan, memilih tema yang relevan, dan menetapkan bentuk kegiatan kokurikuler, langkah penting berikutnya adalah merancang tujuan pembelajaran kokurikuler.
Tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang menggambarkan arah, capaian, dan hasil yang diharapkan dari suatu proses belajar yang dijalani murid. Tujuan pembelajaran dalam konteks kokurikuler merupakan gambaran hasil yang diharapkan setelah melaksanakan kokurikuler.
Komponen tujuan pembelajaran adalah gabungan antara kompetensi yang ingin dibangun dan konten atau muatan nilai yang ingin ditanamkan. Kompetensi merujuk pada kemampuan murid delapan dimensi profil lulusan. Sementara itu, konten dapat berupa tema proyek, kebiasaan positif, nilai-nilai khas satuan pendidikan, atau isu kontekstual yang menjadi ruang belajar bagi murid. Cara menentukan tujuan pembelajaran kokurikuler dapat dibaca di sini.
5) Alokasi Waktu
Langkah pertama merancang alokasi waktu kegiatan kokurikuler adalah mengidentifikasi jumlah total jam kokurikuler yang dimiliki setiap kelas. Jumlah jam tersebut diatur dalam Peraturan Menteri tentang implementasi kurikulum.
Satuan pendidikan dapat membagi pelaksanaannya kokurikuler menjadi dua semester. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan tidak harus sama, sehingga memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk menyusun kegiatan kokurikulernya sendiri. Cara merancang dan mengitung alokasi waktu Kokurikuler dapat dibaca di sini.
6) Merancang aktivitas
Pengembangan aktivitas dalam kegiatan kokurikuler perlu mempertimbangkan pengalaman belajar dalam pembelajaran mendalam, yaitu memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. Ketiga pengalaman belajar tersebut diupayakan ada dalam rangkaian kegiatan kokurikuler.
Sebagai satu rangkaian, kegiatan kokurikuler juga perlu dirancang beralur. Satuan pendidikan dapat menetapkan secara mandiri jumlah dan apa saja aktivitas yang akan dilakukan pada setiap tahapan, sesuai alokasi waktu yang disepakati. Contoh rancangan aktivitas kokurikuler yang dapat dipilih dapat dibaca di sini.
7) Merancang asesmen
Asesmen merupakan bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari kegiatan kokurikuler. Melalui asesmen, guru dan murid bersama-sama merefleksikan tujuan pembelajaran yang telah dijalani, khususnya berkenaan dengan pencapaian delapan dimensi profil lulusan. Asesmen dari kegiatan kokurikuler dilaporkan dalam kolom tersendiri pada rapor hasil belajar. Bentuk pelaporan secara umum, tidak selalu harus mengacu pada Capaian Pembekajaran dari suatu mata pelajaran.
Asesmen dalam kegiatan kokurikuler menggunakan asesmen formatif dan asesmen sumatif. Asesmen formatif dilakukan selama proses kegiatan berlangsung. Tujuannya adalah untuk memberikan umpan balik yang bersifat membangun, membantu murid merefleksikan pembelajarannya, dan memberikan informasi bagi guru untuk menyesuaikan strategi pembelajaran.
Asesmen sumatif dilakukan pada akhir kegiatan kokurikuler untuk melihat sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai. Asesmen ini mencakup hasil akhir yang dihasilkan murid, baik berupa karya, aksi, maupun presentasi. Cara merancang asesmen kokurikuler dan contohnya dapat dibaca di sini.
2. Pelaksanaan Kokurikuler
Pada awal pelaksanaan kokurikuler, pendidik melaksanakan kegiatan dengan mengacu pada perencanaan sambil mengamati dinamika pembelajaran. Pendidik kemudian menyesuaikan strategi pembelajaran agar lebih kontekstual, kolaboratif, dan mendorong eksplorasi serta refleksi. Pada tahap ini, pendidik menciptakan ruang belajar yang menantang, menggugah rasa ingin tahu, dan memberi kesempatan bagi murid untuk terlibat aktif, mengembangkan ide, dan memecahkan masalah secara kreatif.
Pelaksanaan kokurikuler dalam bentuk kolaboratif lintas disiplin ilmu dapat dilaksanakan seperti pembelajaran intrakurikuler yang berorientasi pada CP (Capaian Pembelajaran) sesuai mata pelajaran yang terlibat dalam rangka memperkuat delapan dimensi profil lulusan.
Hasil asesmen dari bentuk ini dapat diintegrasikan pada nilai di intrakurikuler sesuai mata pelajaran yang relevan. Pelaksanaan kokurikuler dalam bentuk 7 KAIH perlu mempertimbangkan alokasi waktu yang mendukung, mengingat hasil yang diharapkan juga berupa kebiasaan, sehingga perlu penyesuaian pelaksanaan dalam frekuensi yang lebih rutin.
Misalnya kebiasaan berolahraga setiap minggu atau beberapa hari dalam seminggu dari hasil kesepakatan bersama dalam fokus tema berolahraga. Walaupun tema kemudian berganti, misalnya satuan pendidikan berganti fokus ke tema makan sehat dan bergizi, pembiasaan berolahraga tetap perlu dilakukan secara rutin.
Bentuk asesmen formatif pun menyesuaikan untuk kurun waktu yang cukup panjang, misalnya jurnal olahraga murid untuk satu semester atau tiga bulan, walaupun asesmen sumatif sudah selesai dilaksanakan. Begitu pula pelaksanaan kokurikuler dalam bentuk cara lainnya. Apabila hasil yang diharapkan juga berupa internalisasi nilai-nilai satuan pendidikan, maka kegiatan tertentu dapat terus dilaksanakan walaupun durasi kegiatan kokurikuler sudah selesai.
Asesmen formatif digunakan untuk memantau efektifitas strategi pembelajaran yang responsif untuk memantau pemahaman dan memfasilitasi umpan balik yang membangun penguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan kegiatan Intrakurikuler dalam rangka pengembangan kompetensi murid.
Asesmen sumatif pada kokurikuler mengacu pada alur perkembangan delapan dimensi profil lulusan. Hasil asesmen ini sekaligus menjadi dasar perencanaan pembelajaran selanjutnya sehingga siklus belajar terus berlanjut secara reflektif dan adaptif. Contoh Modul Kokurikuler dapat di unduh di sini.
3. Pelaporan Hasil Kokurikuler
Pelaporan hasil kokurikuler dalam rapor murid dicantumkan pada kolom Kokurikuler. Pelaporan berisi deskripsi tentang kegiatan yang dilakukan murid dalam kokurikuler beserta pencapaian dimensi profil lulusan yang sudah ditentukan.
Mengingat pada satuan PAUD kegiatan kokurikuler dapat terintegrasi dengan intrakurikuler, maka pelaporan kokurikuler dapat diintegrasikan dalam deskripsi elemen CP yang paling terkait dengan dimensi profil lulusan yang dipilih.
Apabila satuan PAUD membuat kegiatan kokurikuler yang terpisah dengan intrakurikuler, maka dapat dibuat kolom kokurikuler tersendiri di rapor. Deskripsi dalam rapor mencakup seluruh kegiatan kokurikuler yang dilakukan dalam tiap semester. Artinya, jika satuan pendidikan membuat dua atau lebih kegiatan kokurikuler dalam satu semester maka pelaporannya cukup satu yang mencakup dimensi profil lulusan yang sudah ditentukan.
Misal, SD X di semester ganjil menyepakati melaksanakan 2 kegiatan kokurikuler, yaitu pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu yang fokus pada dimensi penalaran kritis dan gerakan 7 KAIH yang fokus pada dimensi kolaborasi, maka yang dilaporkan adalah hasil belajar pada dimensi penalaran kritis dan kolaborasi.
Setelah satuan pendidikan melaksanakan kokurikuler selama satu semester, selanjutnya hasil dari kegiatan kokurikuler dianalisis untuk menentukan dimensi profil lulusan yang sudah diperkuat diganti baik dan dimensi profil lulusan yang masih perlu penguatan pada murid. Pendidik kemudian mendeskripsikan dimensi profil lulusan di rapor.
Ketentuan deskripsi pelaporan hasil kokurikuler adalah sebagai berikut.
a. Menggambarkan pencapaian dimensi profil lulusan murid.
b. Menggambarkan hasil belajar secara ringkas.
c. Menggunakan bahasa yang positif dan edukatif.
Demikian Panduan Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pelaporan Hasil Kokurikuler. Semoga bermanfaat.***
