Modul Edukasi Gizi pada Program MBG SD

Modul Edukasi Gizi pada Program MBG SD
Modul Edukasi Gizi pada Program MBG SD

PakAgus.com. Berikut ini adalah Modul Edukasi Gizi pada Program MBG SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendidasmen telah menerbitkan Modul Edukasi Gizi pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jenjang SD (Sekolah Dasar).

Modul Edukasi Gizi pada Program Makan Bergizi Gratis di Jenjang SD ini merupakan wujud komitmen kuat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dalam mendukung penguatan implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di seluruh satuan pendidikan di Indonesia.

Program MBG bukan hanya tentang pemberian asupan gizi, melainkan sebuah strategi holistik yang mengintegrasikan aspek kesehatan, pendidikan, dan pembentukan karakter. Melalui modul ini, para pendidik diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang mampu mentransformasi pengalaman makan menjadi
momen belajar yang berharga.

Edukasi gizi yang terintegrasi akan memastikan peserta didik tidak hanya menerima makanan bergizi, tetapi juga memahami pentingnya gizi seimbang, kebersihan, dan kebiasaan makan sehat sebagai bekal penting untuk tumbuh kembang optimal dan kesiapan belajar mereka.

Modul Edukasi Gizi pada program MBG ini dapat menjadi panduan praktis dan inspiratif, serta digunakan secara optimal oleh seluruh insan pendidikan.

Modul Edukasi Gizi pada Program MBG SD
Modul Edukasi Gizi pada Program MBG SD

Latar Belakang

Dengan mempertimbangkan bahwa peserta didik adalah sasaran utama Program MBG, penyusunan Modul Edukasi Gizi menjadi langkah penting. Modul ini dirancang untuk memperkuat kapasitas fasilitator dan pendidik dalam menyampaikan edukasi gizi secara efektif kepada siswa.

Pelatihan ini sangat diperlukan mengingat kompleksitas implementasi program yang melibatkan banyak sektor serta beragamnya kapasitas satuan pendidikan dalam memahami konsep gizi, menyiapkan infrastruktur, dan melaksanakan kegiatan harian.

Melalui pelatihan ini, diharapkan para fasilitator mampu membimbing satuan pendidikan agar edukasi gizi menjadi bagian yang terintegrasi dalam pelaksanaan Program MBG sekaligus menjaga kualitas pelaksanaannya secara nasional.

Tujuan dan Sasaran

Modul Pelatihan Edukasi Gizi pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jenjang SD bertujuan untuk:]

a. Menyediakan materi Edukasi Gizi pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jenjang SD yang terstandar.

b. Membekali fasilitator dengan pemahaman dan keterampilan dalam menyampaikan Modul Edukasi Gizi pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jenjang SD.

c. Menyediakan panduan teknis untuk fasilitator dalam menyampaikan Modul Edukasi Gizi pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jenjang SD.

Adapun sasaran dari Modul Edukasi Gizi pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jenjang SD ini adalah sebagai berikut.

a. Pelatih di tingkat nasional dan daerah (Provinsi dan Kabupaten Kota)

b. Fasilitator/guru SD penerima program MBG

Sistem Pelatihan Berjenjang

Pelatihan edukasi gizi pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di jenjang SD akan dilakukan secara berjenjang, yang mencakup tiga tingkat pelaksanaan sebagai berikut.

a. Tingkat Nasional: Pelatihan untuk pelatih (Training of Trainers/TOT) yang melibatkan kementerian pengampu UKS, yaitu Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri.

b. Tingkat Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota): Pelatihan bagi perwakilan Tim Percepatan Program Prioritas Makan Bergizi Gratis dari BBPMP/BPMP. Pelatihan ini akan difasilitasi oleh para pelatih dari tingkat nasional.

c. Tingkat Satuan Pendidikan: Sosialisasi dan pelatihan internal yang dipimpin oleh kepala sekolah bersama tim pelaksana, ditujukan kepada guru yang akan berperan sebagai fasilitator edukasi gizi kepada peserta didik, serta orangtua/komite sekolah.

Sistem pelatihan berjenjang ini dirancang untuk menjamin pemahaman yang menyeluruh serta pelaksanaan program yang konsisten dan efektif di seluruh satuan pendidikan.

Konsep Pendidikan Gizi di Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi individu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Dalam konteks ini, membentuk peserta didik yang cerdas, berkarakter, dan sehat menjadi landasan utama bagi pelaksanaan berbagai program pendukung pendidikan, salah satunya adalah Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). UKS merupakan inisiatif yang dirancang untuk menumbuhkan kebiasaan hidup bersih dan sehat secara menyeluruh di lingkungan sekolah, melalui pendekatan terpadu antara pendidikan dan pelayanan kesehatan.

Salah satu elemen penting dalam program ini adalah edukasi gizi, yang bertujuan meningkatkan pemahaman siswa mengenai pentingnya konsumsi makanan bergizi seimbang dan pola hidup sehat.

Agar edukasi gizi dapat diimplementasikan secara efektif dalam satuan pendidikan, pendekatannya perlu dilakukan melalui berbagai jalur, seperti kegiatan intrakurikuler (terintegrasi dalam mata pelajaran seperti IPA, PJOK, atau Prakarya), kokurikuler (misalnya proyek kelas atau praktik langsung), ekstrakurikuler (seperti Pramuka, TIK, atau teater), maupun pembiasaan sehari-hari (contohnya program sarapan bersama, kantin sehat, atau jam makan bersama yang terstruktur).

Namun, agar integrasi ini berjalan optimal, sekolah perlu melakukan analisis konteks terlebih dahulu. Analisis ini bertujuan untuk memahami karakteristik dan kebutuhan sekolah serta lingkungan sekitarnya, sehingga model pendidikan, termasuk edukasi gizi, dapat diadaptasi secara tepat ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Analisis konteks menjembatani antara standar ideal dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP), seperti Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses (SP), dan Standar Penilaian Pendidikan (SPP), dengan kondisi nyata di sekolah. Dalam praktiknya, analisis konteks dilakukan melalui evaluasi diri sekolah menggunakan pendekatan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats).

Pendekatan ini mencakup kajian internal, seperti strengths (kekuatan) dan weakness (kelemahan) dalam hal peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, program sekolah, serta aspek geografis dan sosial budaya. Di sisi lain, kajian eksternal mencakup opportunities (peluang) dan threats (tantangan) dari lingkungan sekitar, termasuk keterlibatan komite sekolah, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri, hingga sumber daya alam dan sosial budaya masyarakat sekitar.

Melalui analisis konteks ini, satuan pendidikan dapat merancang strategi integrasi edukasi gizi yang sesuai dengan kondisi riil sekolah dan karakter peserta didiknya. Dengan demikian, pelaksanaan edukasi gizi sebagai bagian dari UKS dapat dilakukan secara lebih adaptif, relevan, dan berdampak nyata dalam mendukung kesehatan dan perkembangan peserta didik.

Hasil analisis konteks tersebut kemudian menjadi dasar sekolah untuk mengelola dan mengembangkan KTSP, termasuk diantaranya mengintegrasikan edukasi gizi, seperti terlihat dalam skema berikut.

Modul Edukasi Gizi pada Program MBG untuk jenjang yang lain dapat di unduhย di sini.

Baca :

Modul Edukasi Gizi pada Program MBG di jenjang SD (Sekolah Dasar) selengkapnya dapat dibaca dan di unduh pada tautanย ini.***


Eksplorasi konten lain dari Pak Agus

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Tinggalkan Balasan